Minggu, 19 April 2009

Sepenggal Catatan 4

Kembali kepada unsur AKAL sebagai unsur UTAMA pada diri manusia benar-benar harus mendapat perhatian dan upaya-upaya menjaga dan memelihara secara baik dan benar agar dengan berbobotnya akal pada diri manusia tersebut maka ia bisa dan boleh menyibak sesuai dalam bidang keilmuan yang dimiliki seseorang tersebut untuk berkiprah secara baik dan benar pula sehingga manfaat demi manfaat dapat dimiliki dan dirasakan bukan hanya bagi diri sendiri tapi dapat, boleh dan bisa untuk orang lain.
Seperti misalnya Thomas alfa Edision menemukan kemanfaatan kekuatan listrik dengan menguasai ilmunya dan masih banyak contoh-contoh lain ahli dalam bidang masing-masing sehingga kemajuan jaman kian terus berkembang pesat hampir hampir tak dapat lagi diketahui apalagi ingin menguasainya secara detail satu persatu.
Karena itu tidak usah terkejut dan heran bilamana kita yang kian senja dan menua ini tertinggal jauh dengan generasi seterusnya yang harus siap menghadapi perubahan jaman yang terus bergerak maju dan berkembang untuk memenuhi tututan kehidupan orang-orang yang juga makin bertambah banyak. Sekarang saja sudah lebih dari enam milyar orang apa lagi nanti, dari waktu ke waktu terus akan bertambah seiring dengan tingkat kesehatan masyarakat makin membaik.
Yang menjadi sorotan bahwa kemampuan individual harus juga meningkat agar daya dan semangat juang untuk berjaya dalam menempuh, menjalani dan melalui jalan kehidupan dimasa sekarang dan juga masa yang akan datang. Semoga.
Hal yang dimaksud bukan sekedar peringatan saja sekarang sifatnya hanya mengingatkan saja, karena kemelut kian menajam dan kian seru persaingan sesama hidup itu sendiri. Jadi perbekalan yang harus dan perlu di punyai seseorang siapa saja tak terkecuali keluarga sendiri, teman dan orang lain dalam mengisi hidup hari dan masa-masa yang akan datang. Tentu ke semua ini amat di pengaruhi olah kondisi keuangan keluarga dalam mendukung dan menunjang pengisian ilmu ysng sebaiknya dimiliki seseorang. Kesemua ini lebih condong kepada suatu pandangan atau pemikiran yang perlu diwaspadai untuk menyangsong masa ke depan.
Di tilik dari kian bertambahnya jumlah penghuni dunia yang tak mungkin bertambah, bahkan kian menciut dari waktu ke waktu. Kembali sejenak pada karat dan akal yang bila dilihat secara sepintas lalu tidak ada hubungannya pembicaraan di atas tadi, tetapi bila diberi tambahan keterangan seperti potensi akal yang statis disebabkan sikap yang malas dan biasanya cepat menyerah menghadapi apa-apa saja dalam memenuhi hidup dan kehidupan baik sebagai seorang diri apa lagi bila sudah berkeluarga.
Tentu sikap yang demikian amat sangat merugikan dirinya sendiri tentu membawa akibat bagi orang lain terutama keluarga dekatnya sendiri sebagai anak atau saudara-saudaranya yang lain. Kata malas akan menjadi jadi bila akalnya pada status yang dinamakan BODOH, kalau mata pisau disebut tumpul tak dapat berfungsi untuk memotong sekalipun benda itu lunak.
Selanjutnya kita kembali sejenak pada hal-hal lain agar catatan yang saya buat menjadi lebih bervariasi untuk tidak menjadi kaku dan membosankan, namun saya sedikit kewalahan karena apa yang bakal diungkap pada kesempatan demi kesempatan yang ada masih kosong atau blank sama sekali. Kiranya perlu istirahat beberapa saat baru nanti disambung lagi,..
continued..

Tidak ada komentar: