Jumat, 10 April 2009

Sepenggal Catatan 3

Ada suatu kesan dan terus menjadi satu pertanyaan besar, yaitu sepeda itu semua orang tahu dan mengerti beroda dua. Tetapi yang menjadi pertanyaan apabila diam artinya tidak dalam keadaan berjalan atau bergerak, sepeda itu tidak tegak berdiri akan tetapi bila dijalankan ditambah beban si pengendara atau ada tambah beban lagi, sepeda itu tetap tegak dan dapat membawa orang dan beban dari suatu tempat ke tempat tujuan. Hal yang satu ini agak menyimpang dari kebiasaan secara umum, tapikan boleh-boleh saja sebagai suatu wacana untuk merefleksikan cara kita memandang dan selanjutnya berpikir, berpikir dan terus berpikir.
Manusia pada umumnya derajatnya menjadi lebih baik dan tinggi karena pada akalnya sekali lagi pada akalnya. Akal yang tidak difungsikan dengan rajin dan baik mungkin seperti sepeda yang tidak dipakai, selain manfaat yang didapat juga nihil. Lebih dari itu bila terus menerus tidak difungsikan sepeda tersebut akan rusak dan pada suatu saat akan habis dimakan karat. Tentu memerlukan waktu yang cukup lama menunggu sampai benar-benar hancur.
Pernyataan di atas saya maksud adalah pendapat yang ekstrim bila karat tersebut tidak dilawan dengan memperhatikan sepeda atau apa saja yang disfungsi karena tidak difungsikan secara benar dan baik pada saat fungsi tersebut aktif, saat seharusnya berfungsi baik secara kodrati alami maupun rekayasa orang per orang. Hal ini membuka wawasan atau area pandang kian berkembang atau bertambah dari sebelumnya.Pemikiran awal pada sepeda yang tidak difungsikan dengan baik maka lambat laun berkarat, terus perlu upaya perlawanan agar karat dihentikan, sepada dirawat dan dipakai sesuai dengan fungsi sepeda tersebut.
Kini muncul dorongan ke arah faktor akal atau apa saja potensi lahiriah yang diberi oleh Allah swt kepada diri ini sejak lahir seperti tubuh normal, indra lahir normal dsb normal, maka pada saatnya masing-masing aktif dan mereka berfungsi telinga, mata, jantung, paru-paru dan lain-lain (urat daging,otot dan syaraf).
Unsur ini atau faktor-faktor potensi anugrah, karunia dan kasih sayang Illahi atas umatnya secara khusus pada Bani Adam as. Harus dilatih dan mendapat pembelajaran kodrati maupun dari usaha perjuangan dan kemauan diri sendiri dalam ihktiar mewujudkan niat, harapan dan cita-citanya secara konsisten dan sungguh-sungguh sesuai kodisi keluarga dari waktu ke waktu sejak ia lahir dan seterusnya.
Kemudian memang masing-masing memiliki nasib dan jalan hidup yang berbeda-beda,hal ini dapat kita baca dari pengalaman masing-masing, sepanjang usia yang telah ditetapkan oleh Illahi Robbi baginya. ALLAH AKBAR.
Unsur, sarana atau alat akal ini memerlukan isian/pembelajaran berupa pelatihan-pelatihan atau secara umum masuk dunia pendidikaan atau disebut bersekolah utama jalur sekolah umum dari TK sampai setinggi mungkin sesuai kemampuan keuangan keluarga dan kemampuan otak yang dimiliki serta sikap terus ingin maju mengimbangi tantangan, rintangan dan cobaan dalam hidup dan kehidupan yang dihadapi kita masing-masing sesuai nasib/kodrat Illahi.
continued...

Tidak ada komentar: