Sebutir debu di tengah-tengah butiran-butiran debu lainnya tidak punya daya dan kuasa untuk berbuat apa saja bila itu disadari oleh debu yang bersangkutan. Tetapi dalam perjalanan yang baik dikehendaki atau tidak, disadari atau tidak, bayangkan bagaimana mungkin sebutir debu dapat berjalan dalam alam ini, kecuali dengan bantuan tiupan demi tiupan, hembusan dan hembusan dari angin. Ya debu tetap debu.
Pada kesempatan ini lain pula debu yang sebutir ini dengan kebesaran Allah, ia dapat membaca, melihat, berpikir dan menghayati serta tak kalah ia pun dapat berbicara dan berkehendak untuk dirinya sendiri. Ia melihat kian kemari dan ia membaca huruf demi huruf sehingga membentuk kalimat demi kalimat seperti manusia layaknya.
Aku kecil seperti debu
Tanpa arti tanpa makna
Terhempas dan terdampar kian kemari
Sampai akhirnya aku mengerti
Walau aku kecil seperti debu
Aku hadir karena kehendak-Nya
Untuk itu aku harus pasrah
Walau kecil tetapi karena-Nya
Surabaya, 15 April 1981
Tidak ada komentar:
Posting Komentar