Minggu, 08 Juni 2008

Sebutir debu

Sebutir debu di tengah-tengah butiran-butiran debu lainnya tidak punya daya dan kuasa untuk berbuat apa saja bila itu disadari oleh debu yang bersangkutan. Tetapi dalam perjalanan yang baik dikehendaki atau tidak, disadari atau tidak, bayangkan bagaimana mungkin sebutir debu dapat berjalan dalam alam ini, kecuali dengan bantuan tiupan demi tiupan, hembusan dan hembusan dari angin. Ya debu tetap debu.

Pada kesempatan ini lain pula debu yang sebutir ini dengan kebesaran Allah, ia dapat membaca, melihat, berpikir dan menghayati serta tak kalah ia pun dapat berbicara dan berkehendak untuk dirinya sendiri. Ia melihat kian kemari dan ia membaca huruf demi huruf sehingga membentuk kalimat demi kalimat seperti manusia layaknya.

Aku kecil seperti debu

Tanpa arti tanpa makna

Terhempas dan terdampar kian kemari

Sampai akhirnya aku mengerti

Walau aku kecil seperti debu

Aku hadir karena kehendak-Nya

Untuk itu aku harus pasrah

Walau kecil tetapi karena-Nya

Surabaya, 15 April 1981

Tidak ada komentar: