Kembali aku menyusuri beberapa meter jalan setapak di belakangku. Saat itu hari telah menjelang petang, di ujung jalan kulihat titik hitam dan pendar pendar warna bintang, warna mentari keemasan. Di kanan kiriku beberapa kawan seperjalanan mengajakku untuk maju. Banyak orang tak kukenal, tengah tertawa di petang itu. Ada yang tertawa sambil berjalan searah denganku, ada yang tertawa sambil melepas lelah,beragam rupa tawa kulihat sore itu. Di sudut sudut jalan kulihat beragam pula kesedihan…kesunyian.
Kembali kucoba mencari pijakan di lereng yang terjal, tak kucoba langsung melangkah seperti mereka di depan sana. Tak juga kuikuti mereka yang diam, karena hari telah menjelang petang. Amat riskan berada di lereng ini di petang yang mulai berganti malam. Walau mereka di atas sana tertawa melihatku yang seakan kembali. Tetap ku kembali, karena lereng yang kupijak tak lagi kokoh, langkah ke depan yang lurus amatlah rawan. Saat kudapati pijakan yang kuat, lalu kumulai melangkah, walau terasa agak lambat, tidak lurus, tapi kumelangkah dengan yakin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar